9 Dukungan orangtua dan murid terhadap program satuan pendidikan. Aspek Pengukuran Survei Lingkungan Belajar Berikut penjelaskan dari masing-masing variabel soal Survei Lingkungan Belajar tersebut. 1. Latar belakang responden. Survei Lingkungan Belajar akan diikuti oleh peserta didik, pendidik (guru), dan kepala satuan pendidikan.
Tanggapan Telah kita ketahui bersama, bahwa pandemi yang sedang kita hadapi ini membuat kita kesulitan dari berbagai aspek, salah satunya aspek perekonomian. Perekonomian di Indonesia sedang menurun, karena ada pembatasan aktifitas dari pemerintah untuk menurunkan angka Covid-19.
SoalUTS PAI kelas 4 semester 2 berikut disusun berdasarkan materi dari 2 kompetensi dasar dan sub pelajaran yang terdapat pada kelas 4 MI. Tanggapan terhadap isi teks berita. Teks Berita 1 Menjelang akhir tahun dan menyambut tahun baru Kapolres Bogor meminta pengguna kendaraan untuk tidak. Indonesia Kelas 8 SMP Semester 1.
22. Tujuan Promosi. 1) Tujuan Promosi Penjualan intern. Salah satu tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan promosi perusahaan. Adapun tujuan internalnya adalah untuk meningkatkan atau mempertahankan moral karyawan, melatih karyawan, kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya.
Sebutkantiga aspek dalam memberikan tanggapan terhadap suatu berita atau laporan Iklan Jawaban 4.1 /5 161 SHana99 Tanggapan adalah ulasan atau komentar atas berita, pidato, laporan, dan sebagainya. Tanggapan terhadap berita dapat diberikan pada seluruh aspek berita, seperti isi, unsur berita, bahasa, gaya penulisan berita, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT 1. Berdasarkan Bentuk. Angket berbentuk deretan daftar pertanyaan yang diajukan oleh pihak peneliti kepada responden untuk memuat atau mengumpulkan data. Sementara, kuesioner umumnya dibuat dalam bentuk daftar yang berisi pertanyaan dengan sejumlah jawaban dan harus dikerjakan oleh responden. 2.
TanggapanTerhadap KAK dan Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK. Monitoring pekerjaan fisik ini meliputi seluruh aspek yang tercantum dalam spesifikasi teknik dari awal pekerjaan dimulai sampai dengan pekerjaan selesai dikerjakan. yang terlihat dari cukup panjangnya daftar defect and deficiencies yang tercantum pada Lampiran Berita
WlbobF.
Jakarta Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung ITB, Yannes Martinus Pasaribu, mengingatkan pentingnya para produsen kendaraan listrik EV memperhatikan standar keamanan pada desain kendaraan dan baterai untuk mencegah resiko kendaraan terbakar. Dia menjelaskan kasus kebakaran pada kendaraan listrik umumnya disebabkan oleh masalah pada baterai dan sistem pengisian daya, gangguan dalam sistem kelistrikan, hingga kondisi lingkungan ekstrem. "Fenomena kebakaran EV umumnya akibat kegagalan internal sel baterai, overcharging pengisian daya berlebihan, gangguan dalam sistem kelistrikan, kebocoran sel baterai, kondisi lingkungan yang ekstrem, benturan sangat keras, korsleting dalam sistem baterai atau pengisian daya, dan thermal runaway reaksi pada baterai yang menimbulkan panas," kata Yannes dikutip dari Antara. Yannes menyebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan produsen kendaraan listrik terkait dengan standar keamanan untuk mencegah terjadinya kebakaran ketika kendaraan digunakan oleh pengguna. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Dalam aspek perlindungan baterai kendaraan, produsen perlu menggunakan komponen dan perangkat keras yang berkualitas tinggi serta pengujian yang ketat. Kendaraan listrik perlu dilengkapi dengan sistem manajemen termal yang efektif untuk mendinginkan baterai dan menghindari kondisi suhu yang berbahaya. Baca Juga Bingung Nyewa Mobil di Momen Libur Sekolah? Nih Solusinya! Selain itu kendaraan listrik juga harus dilengkapi sistem deteksi dan proteksi tambahan untuk memonitor kondisi baterai secara real-time dan mencegah situasi berbahaya, seperti pengisian daya berlebihan overcharging, baterai terlalu panas overheating, dan korsleting. "Aspek keamanan di mobil listrik harus memastikan baterai dirancang dengan fitur pengamanan yang memadai, seperti pengaturan suhu, sistem manajemen baterai, dan perlindungan terhadap kegagalan internal," kata Yannes. Lapisan pengaman tambahan perlu ditambahkan tempat penyimpanan baterai untuk mencegah kerusakan fisik dan perlindungan terhadap tumpahan bahan kimia jika terjadi benturan keras serta menghindari risiko korsleting listrik ketika terkena banjir. Produsen juga harus memastikan produknya sudah melewati serangkaian uji keamanan yang ketat termasuk uji tahan api, uji kebocoran, uji tabrakan, dan uji lingkungan suhu ekstrim dan banjir. Sebagai pembuat kebijakan, kata Yannes, pemerintah telah menerapkan berbagai regulasi terkait standar keamanan pada kendaraan listrik. Baca Juga UNS Bikin 'Mobil Balap', Siap Balapan Di Sirkuit Mandalika "Regulasi sudah banyak sekali sebetulnya. Pemerintah sudah menetapkan SNI Standar Nasional Indonesia mengenai desain dan konstruksi EV, persyaratan khusus terkait keamanan baterai,termasuk kekuatan struktural, perlindungan baterai, sistem manajemen termal, dan standar terkait sistem pengisian daya, konektor, hingga sistem grid untuk home charging," kata Yannes. Namun, menurut Yannes, pemerintah perlu lebih gencar dalam memberikan edukasi dan informasi kepada masyarakat mengenai aspek keamanan pada kendaraan listrik termasuk tata cara penggunaan yang benar, langkah tindakan darurat, dan pemeliharaan yang perlu dilakukan. Selain pemerintah, pihak produsen mobil juga perlu berperan aktif dalam memberikan edukasi terhadap pengguna kendaraan listrik terutama bagi masyarakat yang masih awam.
30 oleh pendengarnya. Oleh karena itu, naskah siaran harus berupa bahasa tutur atau bahasa pergaulan bukan bahasa cetak. Hal ini penting untuk lebih menambah kelancaran komunikasi antara media dan pemirsanya. Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Didit 2008 memberikan penjelasan lebih lanjut tentang naskah siaran. Didit menjelaskan agar dapat dimengerti semaksimal mungkin maka naskah yang akan dibaca sebagai narasi harus dibuat sesederhana mungkin. Semakin mudah dimengerti berarti naskah semakin baik. Sebisa mungkin naskah ditulis dengan kalimat yang sederhana; tidak menggunakan istilah teknis yang rumit, atau terlalu spesifik; tidak bercampur aduk dengan kata-kata asing atau kata-kata yang kurang dikenal penonton; kalimat yang digunakan pendek, langsung kepada sasaran, tidak berbelit-belit; dan tidak menggunakan kalimat terbalik. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa teks berita atau naskah berita adalah susunan wacana tertulis yang memuat informasi yang faktual dan menarik perhatian banyak orang. Teks berita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teks berita atau naskah berita yang disiarkan oleh media broadcast yaitu siaran radio atau siaran televisi bukan teks berita cetak yang dimuat oleh surat kabar. Perbedaan naskah berita siaran radio maupun televisi dengan naskah berita cetak terletak pada gaya bahasanya. Bahasa siaran berupa bahasa tutur bahasa lisan atau bahasa pergaulan, sedangkan bahasa media cetak berupa bahasa cetak bahasa tulis. Aspek-aspek dalam Membacakan Teks Berita 31 Membaca nyaring teks berita tidak lepas dari aspek-aspek yang mendukung dan beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat membacakan teks berita dengan baik. Berdasarkan berbagai sumber yang berhasil dikumpulkan peneliti yaitu buku, media net, dan wawancara dengan guru Bahasa dan Sastra SMP Negeri 1 Lasem, ada aspek-aspek yang perlu diperhatikan saat membacakan teks berita. Aspek-aspek tersebut meliputi intonasi, pelafalan, volume suara, penjedaan, ekspresi wajah, kelancaran, penampilan, dan pandangan mata. Aspek- aspek tersebut sangatlah penting dalam berbahasa lisan agar suasana lebih hidup dan komunikatif. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai aspek-aspek tersebut 1 Intonasi Intonasi adalah lagu kalimat atau ucapan yang ditekankan pada suku kata atau kata sehingga bagian itu lebih keras tinggi ucapannya dari bagian yang lain. Intonasi dapat ditandai oleh naik-turunnya nada pada kata atau kalimat. Penandaannya dalam teks dapat menggunakan garis naik untuk nada tinggi, garis turun v untuk nada rendah, dan garis horizontal – untuk nada datar Somad, dkk 200710. 2 Pelafalan Pelafalan adalah ucapan bunyi-bunyi bahasa. Ketika membacakan teks berita, artikulasi atau pelafalan harus tepat dan jelas. Fonem-fonem yang dilafalkan harus tepat agar tidak menimbulkan salah tafsir. Fonem-fonem konsonan dan fonem-fonem vokal harus diperhatikan Somad, dkk 200710. 3 Volume suara 32 Volume suara berkaitan dengan keras dan pelannya pembacaan teks berita. Pembacaan teks berita dengan menggunakan volume suara yang jelas akan membantu pendengar untuk menangkap informasi yang disampaikan oleh pembaca atau penyiar berita. 4 Penjedaan Jeda adalah penghentian sementara dalam kalimat untuk memperjelas arti. Pemberian jeda pada teks berita dilakukan oleh pembaca berita untuk mempermudah ketika membacakan teks berita. Penandanya dapat menggunakan tanda { ; , } berhenti sebentar jeda pendek, sedangkan tanda { = . } berhenti agak lama jeda panjang Somad, dkk 200710. Perhatikan contoh berikut. 5 Ekspresi wajah Ekspresi atau mimik muka pada saat membaca teks berita dapat berbeda- beda tergantung pada konteks berita yang dibacakan. Ketika membacakan teks berita yang berisi tentang musibah atau bencana, ekspresi wajah harus menampilkan mimik prihatin dan berduka. Begitu pula ketika membacakan teks berita yang berisi kegembiraan, ekspresi wajah harus sesuai. 6 Kelancaran Lita Liviani Pemusik Cilik dengan Potensi Besar Orkes Simfoni Nasional Indonesia OSNI dalam pergelaran kali ini secara khusus menampilkan musikus cilik bernama lengkap Lita Liviani Tandiono dengan empat kemahiran memainkan instrument piano biola cello dan flute 33 Kelancaran membaca berkaitan dengan jelas tidaknya penyampaian informasi. Pembaca berita yang baik sebaiknya membacakan teks berita dengan lancar dan tidak tersendat-sendat agar makna dan isi dari berita yang dibacakan jelas dan tidak ambigu. 7 Penampilan Sikap dan penampilan haruslah dijaga dengan baik. Pada saat membacakan teks berita haruslah bersikap tenang atau tidak grogi, wajar atau tidak berlebihan, dan mantap. Apabila menyampaikan berita dengan posisi duduk hendaknya duduk tegak dengan pandangan lurus ke depan. Jika dengan posisi berdiri hendaknya juga tegak. 8 Pandangan mata Jika pembacaan berita itu dilakukan di hadapan banyak orang, harus memperhatikan tatapan mata. Sebaiknya, tatapan muka ditujukan ke semua arah agar audiens yang mendengarkan merasa diperhatikan. Apabila di depan kamera, tujukan pandangan tepat pada kamera. Pada saat membacakan teks berita usahakan jangan sering menunduk ke bawah, pandangan mata harus fokus ke depan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang membacakan teks berita untuk orang lain harus memperhatikan beberapa hal agar pendengar dapat menerima berita secara jelas dan tertarik terhadap penyampaian atau pembaca berita itu sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat membacakan teks berita, yaitu 1 seorang pembaca berita harus memahami isi berita secara menyeluruh. Oleh karena itu, sebelum membacakan berita, ia harus 34 membaca berita itu terlebih dulu dengan penuh konsentrasi dan berlatih membacakannya; 2 menggunakan intonasi atau memberi tekanan suara pada kata-kata yang dianggap penting dengan tepat sehingga jelas didengar; 3 melafalkan kata-kata dengan tepat dan jelas menggunakan artikulasi dengan jelas; 4 mengatur volume suara agar jelas terdengar; 5 memberikan jeda agar tidak terlalu cepat atau terlalu lambat; 6 mengatur napas dengan seimbang; 7 mengekspresikan setiap ucapan dengan tepat, seperti mimik wajah, sikapposisi badan, dan gerak agar tidak terkesan monoton dan menimbulkan makna ganda bagi penyimak; 8 membaca dengan kecepatan mata yang tinggi serta pandangan mata yang jauh sebab pembaca harus memperhatikan teks sekaligus sesekali melihat kepada pendengar. Teknik Simulasi
Jun30 Tanggapan adalah ulasan atau komentar atas berita, pidato, laporan, dan sebagainya. Tanggapan terhadap berita dapat diberikan pada seluruh aspek berita, seperti isi, unsur berita, bahasa, gaya penulisan berita, dan sebagainya. Sebelum menanggapi berita, kita harus memahami berita tersebut. Setelah itu, baru kita lakukan analisis secara mendalam terhadap seluruh aspeknya. Dalam memberikan tanggapan terhadap suatu berita atau laporan, diper- lukan pemahaman tiga aspek penting dari tulisan tersebut. Tiga aspek dalam tulisan tersebut adalah aspek tulisan/ejaan, aspek substansi/isi, dan aspek pe- nyajian berita. Bahasa yang digunakan dalam penulisan berita hendaknya menggunakan ragam bahasa standar. Bahasa standar mempunyai ciri-ciri cen- dekia, luwes, dinamis, efektif, dan enak dibaca, tetapi tetap berpedoman pada kaidah bahasa yang berlaku. Sumber Buku Bahasa dan Sastra Indonesia SMA/MA/2013 kelas XII
Teks berita adalah laporan informasi aktual yang berdasarkan fakta dan penting, menarik, layak, atau ingin diketahui oleh kebanyakan masyarakat. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Kusumaningrat 2012, yang mengemukakan bahwa berita merupakan informasi aktual mengenai berbagai fakta dan opini yang menarik perhatian masyarakat. Tidak hanya menarik saja, namun harus berdasarkan kenyataan di lapangan. Bentuknya tidak hanya berupa tulisan saja, akan tetapi dapat disajikan secara lisan pula. Seperti yang diungkapkan oleh Cahya 2012, bahwa berita adalah laporan atau hasil pelaporan, baik berupa tulisan ataupun dibawakan secara lisan yang bersumber dari realitas kehidupan sehari-hari. Selain itu, berita juga harus memenuhi beberapa kriteria yang menjadi unsur pembentuknya. Beberapa unsur teks berita tersebut adalah sebagai berikut. Unsur Teks Berita Romli 2014, mengemukakan bahwa Berita adalah laporan peristiwa yang memenuhi setidaknya empat nilai berita, seperti cepat, nyata, penting, menarik karena peristiwa layak dilaporkan. Untuk memenuhi keempat nilai tersebut, penulis berita harus memperhatikan enam unsur-unsur berita Kemdikbud, 2017, Romli, 2014, yakni sebagai berikut. What ApaNama atau identitas dari suatu kejadian atau peristiwa. Apakah menyangkut hidup seseorang, atau kejadian tanah longsor? banjir? kerusuhan? apa yang diberitakan. Who SiapaSiapa saja yang terlibat dalam suatu kejadian atau peristiwa? atau siapa tokoh utama yang menjadi sorotan berita? Where Di manaUnsur ini menyatakan lokasi atau daerah tempat terjadinya peristiwa. Di mana kejadian itu di mana? dalam kriminal istilahnya biasa disebut dengan TKP atau tempat kejadian perkara. When KapanUnsur yang merupakan waktu dari suatu kejadian atau peristiwa yang dilaporkan. Bisa mencakup tanggal, hari, jam, menit, atau umum seperti pagi, siang, dan sore. Why MengapaAlasan mengapa peristiwa atau kejadian yang dilaporkan dapat terjadi. Unsur ini juga mencakup untuk mengetahui secara detail penyebab dari suatu peristiwa yang telah terjadi. How BagaimanaBagaimana keadaan atau proses terjadinya suatu kejadian atau peristiwa, termasuk akibat yang ditimbulkan atau justru yang diharapkan dari peristiwa tersebut jika peristiwa adalah acara yang sengaja dibuat konser amal, pentas seni, dsb. Keenam pertanyaan tersebut merupakan langkah yang tepat untuk menggali unsur berita yang mampu membuat suatu fakta layak menjadi berita. Unsur berita di atas biasa disingkat dengan 5W1H, atau ADIKSIMBA Apa, DI mana, Kapan, SIapa, Mengapa, BAgaimana dalam bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam mengingatnya. Struktur Berita Secara umum boleh dikatakan bahwa sebetulnya struktur berita terdiri dari dua bagian. Bagian tersebut adalah informasi penting dan informasi tidak kurang penting. Informasi penting menyangkut seluruh unsur utama dari berita, yakni 5W1H. Ihwal penyusunan informasi penting yang didasari dari unsur berita adalah relatif terhadap berita yang disampaikan. Bisa jadi unsur yang pertama dimunculkan adalah “Apa” atau “Bagaimana”, hingga “Siapa” jika berita menyangkut nama seseorang yang penting atau berpengaruh. Namun, hampir semua bagian informasi penting akan ditempatkan di bagian kepala lead berita. Berikut adalah pemaparan lengkap struktur berita. Kepala Berita Lead Merupakan bagian yang dianggap paling penting dari berita yang harus berisi unsur-unsur utama berita berdasarkan 5W1H atau ADIKSIMBA yang mencakup “Apa”, “Siapa”, “Di mana” atau “Kapan”. Badan Berita Badan berita biasanya berisi “Bagaimana” atau “Mengapa” deskripsi, narasi, atau penjelasan detail dari bagaimana dan mengapa peristiwa dan kejadian. Bagian Ekor Bagian ini biasanya tidak memiliki kaitan secara langsung terhadap berita. Bisa berisi konteks tambahan seperti sejarah sebelum kejadian yang dilaporkan terjadi, dsb. Sementara itu, Romli 2014, berpendapat bahwa struktur teks berita adalah sebagai berikut. Judul head Dateline, tempat atau waktu berita itu diperoleh dan disusun Teras berita lead Isi berita body Intinya sama saja, namun pendapat di atas menambahkan judul dan waktu menjadi salah satu struktur berita yang dibutuhkan. Sementara bagian ekor sedari awal memang sudah opsional. Jenis-Jenis Berita Menuru Romli, 2014, hlm. 11-12 jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain adalah sebagai berikut. Straight News berita langsung Berita apa adanya, ditulis secara singkat, langsung dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi berita utama headline biasanya adalah berita jenis ini. Depth News berita mendalam Merupakan berita yang dikembangkan dengan pendalaman mengenai hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan dikupas secara mendalam. Investigation News berita investigasi merupakan berita yang dikembangkan berdasarkan penyelidikan dan penelitian dari berbagai sumber yang dapat menjadi sumber berita. Interpretative News berita interpretatif Berita yang dikembangkan melalui pendapat atau penilaian dari wartawan yang melaporkan, namun tetap berdasarkan fakta yang ditemukan. Opinion News Berita Opini Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para ahli, pejabat, cendekiawan mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi keilmuan, dan sebagainya. Kaidah Kebahasaan Teks Berita Pada umumnya, kebanyakan jurnalis akan setuju bahwa ciri kebahasaan utama dari teks berita adalah menggunakan kalimat langsung. Mengapa? Karena, berita harus apa adanya dan disampaikan secara langsung tanpa menambahkan suatu hal. Namun, tidak hanya itu saja, berikut adalah ciri teks berita berdasarkan kaidah kebahasaannya. Verba transitif Merupakan verba yang dapat diubah kebentuk pasif. Verba pewarta Verba pewarta adalah verba yang mengindikasikan suatu percakapan. Adverbia atau kata keterangan Kelas kata yang memberikan keterangan kepada kata lain. Konjungsi temporal Merupakan Kata hubung yang berhubungan dengan waktu. Misalnya setelah, kemudian, dan akhirnya. Kalimat langsung Merupakan hasil kutipan langsung dari pembicaraan seseorang sumber wawancara yang sama persis dengan apa yang dikatakannya. Kalimat tidak langsung Kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat tidak langsung, biasanya untuk mengungkapkan detail berita. Ciri teks berita Berita adalah produk jurnalisme, sehingga, penulisannya pun akan mengikuti konvensi tulisan jurnalisme. Pokok bahasan yang berasaskan 5W1H atau ADIKSIMBA adalah ciri terkatnya. Berikut adalah beberapa ciri teks berita. Faktual Berarti suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi dan dapat dirasakan serta dibuktikan kebenarannya. Aktual Berarti kejadiaan yang bersifat baru, terkini dan sedang menjadi pembicaraan orang banyak. Unik dan menarik Unik berarti setiap wartawan atau portal penyedia berita memiliki editorial, redaksi, hingga diksi yang khas. Menarik berarti berita menyajikan fakta aktual yang diinginkan oleh masyarakat atau menimbulkan rasa ingin tahu, dan ketertarikan dari masyrakat untuk membacanya. Berpengaruh bagi masyrakat luas Teks berita harus memberikan pengaruh bagi kepentingan orang banyak. Objektif Berita yang disampaikan benar-benar berdasarkan fakta yang ada tanpa dipengaruhi oleh pandangan atau pendapat pribadi pelapornya Terdapat waktu dan tempat kornologi kejadian Berita biasanya dilengkapi dengan runtutan waktu atau kronologi kapan terjadinya peristiwa Bahasa baku, sederhana, dan komunikatif Pada umumnya menggunakan bahasa baku yang mengikuti PUEBI, sederhana namun tetap menarik dan tidak membingungkan ketika dibaca mudah untuk dikomunikasikan. Meringkas Berita Meringkas berita adalah cara yang efektif untuk menyajikan kembali berita dengan tepat dan tidak menyimpang, baik untuk kebutuhan pribadi, maupun membagikannya kembali kepada orang lain. Cara menyusun ringkasan berita Kemdikbud, 2007, adalah sebagai berikut Membaca atau Mendengarkan Berita Baca dan perhatikan berita dengan teliti dan seksama, jangan sampai berita yang kita sampaikan kembali melalu ringkasan berubah makna atau informasinya. Mencatat Pokok-Pokok Berita Mencatat pokok pikiran berita dapat dilakukan dengan cara mencari unsur-unsur pembentuknya ADIKSIMBA/5W1H. Menyampaikan kembali secara lengkap dan ringkas Berikan kembali simpulan yang memuat seluruh informasi berita namun dalam cara yang singkat dan padat untuk memastikan berita yang diringkas tidak menyimpangkan berita. Hal ini penting agar kita dapat menginformasikan kembali berita yang telah kita baca kepada orang lain. Jangan sembarangan membagikan berita kepada orang lain, apalagi jika sumber berasal dari sosial media dan sumber yang rentan untuk dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab lainnya. Penyimpulan Isi Berita Menyimpulkan isi berita masih bertalian erat dengan unsur berita, yakni ADIKSIMBA/5W1H. Abaikan opini, judul agitatif menghebohkan, atau isi yang tampak terlalu mencengangkan dan fokus terhadap bagian apa, siapa, di mana, kapan, kapan, mengapa, dan bagaimana. Jika salah satu unsur tersebut tidak ada atau ada yang meragukan, maka berita harus dipertanyakan kebenarannya. Mengapa penyimpulan isi berita sangatlah penting? Hari ini, banyak oknum yang sering membawakan berita dengan cara yang kurang baik dan bersifat spekulasi. Berita palsu atau fake news saja sudah sangat berbahaya bagi kalangan awam. Rasanya sudah jelas berita palsu itu seperti apa, namun ada satu jenis lagi yang jauh lebih berbahaya. Jenis berita tersebut adalah berita yang disusun rapi berdasarkan kenyataan namun memainkan bahasa biasanya dalam judul agar opini pembacanya terangsang terpancing emosinya untuk menyimpulkan berita tersebut secara sepihak dan tidak objektif. Biasanya, berita tersebut secara tidak langsung akan menyerang dan merugikan salah satu pihak atau instansi yang dikisahkan. Berita jenis ini bahkan secara hukum tidak berbohong dan tidak dapat dituntut. Padahal, Berita yang baik, meskipun diiringi suatu opini tertentu untuk membuka cakrawala kritis pembacanya tidak akan pernah berbohong atau menggiring pembacanya untuk membuat kesimpulan yang sepihak. Jadi, berhati-hatilah dalam memilih dan membaca berita. Hal ini menjadi salah satu bagian terpenting dari manfaat kemampuan menyimpulkan isi berita. Tanggapan terhadap Isi Berita Menanggapi isi berita berarti telah membaca dengan seksama, memilah dan menganalisis unsur-unsurnya, serta mampu menyimpulkan isi berita untuk kemudian memberikan tanggapan kritis dari sisi positif dan negatif berita. Tanggapan terhadap berita dapat mencakup dua aspek, yakni isi/struktur berita, dan bahasa berita atau aspek kebahasaannya. Berikut ini adalah penjabarannya. Aspek-Aspek Tanggapan terhadap Berita Isi/Struktur, mencakup kebenaran, dan kelengkapan. Bahasa Berita, mencakup penggunaan kalimat, dan pemilihan kata. Tentunya kedua aspek sangat penting untuk diperhatikan. Jika isi berita benar dan terstruktur dengan baik namun bahasa yang digunakan menyimpangkannya oleh keambiguan atau bahasa agitatif yang menggiring opini publik, maka berita menjadi tidak valid. Contoh lain adalah apabila berita benar dan lengkap, namun menggunakan bahasa yang berbelit-belit, maka teks berita juga dianggap kurang baik. Maka, kita dapat menanggapinya dengan pendapat seperti “Informasi yang disampaikan cukup akurat dan komprehensif dan dapat dibuktikan dengan gambar dan video yang valid. Selain itu setelah dilakukan cross check pada sumber berita lain, isinya juga tidak jauh berbeda. Namun, sayangnya redaksi berita terlalu berbelit-belit dan sulit untuk dipahami oleh pembaca.” Menulis berita berarti harus mampu mendapatkan sumber berita yang kuat, kemudian menceritakannya kembali sejelas dan seakurat mungkin. Berita harus disampaikan apa adanya, tidak lebih dan tidak kurang. Berikut adalah langkah-langkah penyampaian berita. Menentukan sumber berita Berupa peristiwa yang penting menyangkut kepentingan orang banyak atau menarik dan actual. Mendatangi sumber berita Berarti mengamati observasi langsung dan menanyai mewawancara orang-orang yang berhubungan dengan peristiwa atau kejadian yang ingin diliput dan dilaporkan. Mengumpulkan dan mencatat fakta-fakta Fakta yang dikumpulkan dan dicatat harus berpatokan pada unsur teks berita dengan 5W1H atau ADIKSIMBA secara lengkap dan tepat dari segi sumber berita. Mengembangkan catatan fakta menjadi sebuah teks berita yang utuhBerarti menyusun berbagai fakta tersebut menjadi berita yang disajikan mulai dari bagian yang penting ke yang kurang penting sesuai dengan struktur berita Kemdikbud, 2017, Penyuntingan Teks Berita Jika masih ditemukan beberapa kekeliruan dari berita yang kita buat, itu sangatlah wajar. Hal tersebut karena masih ada satu tahap lagi yang harus kita lalui sebelum berita itu dipublikasikan, yakni penyuntingan. Aspek-aspek yang harus diperhatikan pada tahap ini adalah sebagai berikut. Kebenaran isi berita, yang ditunjang oleh keakuratan fakta-faktanya. Kelengkapan isi berita, yang ditandai oleh hadirnya komponenkomponen berita yang terangkum dalam rumus ADIKSIMBA. Struktur penyusunan berita, yang dimulai dari bagian yang penting ke bagian yang kurang penting. Penggunaan bahasa, yang terkait dengan keefektifan kalimat, kebakuan kata, dan ketepatan ejaan dan tanda bacanya Kemdikbud, 2017, Contoh Teks Berita Contoh teks berita beserta strukturnya dan analisis unsur-unsur pembentuk berita 5W1H dapat dilihat pada artikel di bawah ini. Contoh Teks Berita beserta Strukturnya & Analisis Unsur 5W1H Referensi Cahya S, Inung. 2012. Menulis Berita di Media Massa. Klaten Citra Aji Parama. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kusumaningrat, H. dan Kusumaningrat P. 2012. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung Rosda. Romli, A. S. 2014. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung PT REMAJA ROSDAKARYA.
aspek aspek tanggapan terhadap berita